Tugas dari Dosen : Atus Syahbuddin, S. Hut., M. Agr., Ph. D.
Nama Mahasiswa : Aulia Novindasari (13/351890/KT/07569)
Pengaruh Arsitektur Pohon Model
Massart, Model Attim, dan Model Scarrone terhadap Tingkat Erosi Tanah
Gambaran
morfologi pohon pada suatu waktu disebut arsitektur pohon. Arsitektur pohon
merupakan sebuah fase sebentar dari suatu rangkaian seri pertumbuhan pohon,
nyata dan dapat diamati setiap waktu. Sedangkan program pertumbuhan yang
menentukan rangkaian fase arsitektur disebut model arsitektur. Model arsitektur
pohon adalah bangunan suatu pohon sebagai hasil dari pertumbuhan meristematik
yang dikontrol secara morfogenik. Elemen-elemen dari arsitektur pohon terdiri
dari pola pertumbuhan batang, percabangan dan pembentukan terminal (Halle et al., 1978). Menurut Halle dan Oldeman
(1975), model arsitektur pohon dapat dibedakan dalam 4 karakteristik utama,
yaitu:
- Pohon tidak bercabang yaitu bagian vegetatif pohon hanya terdiri dati satu eksis dan dibangun oleh sebuah meristem soliter, contohnya model Holttum dan Corner.
- Pohon bercabang dengan aksis vegetatif yang non-ekivalen, contohnya model Prevost, Rauh, Cook, Kwan-Koriba, Fagerlind, Petit, Aubreville, Theoretical, Scarrone, Attim, Nozeran, Massart dan Roux.
- Pohon bercabang dengan aksis vegetatif yang ekivalen dan orthotropik, contohnya model Tomlinson, Chamberlain, Leuwenberg dan Schoute.
- Pohon bercabang dengan aksis vegetatif campuran ada yang ekivalen dan non-ekivalen, contohnya model Troll, Champagnat dan Mangenot.
Arsitektur
pohon Model Massart dibentuk oleh sebuah batang monopodial dan orthotropik
dengan pertumbuhan ritmik dan secara berurutan menghasilkan percabangan
bertingkat secara teratur yang berasal dari pertumbuhan meristem batang.
Cabang-cabang lateral bersifat plagiotropik dan sering menampakkan bentuk
simetris. Perbungaan akan muncul dari
cabang lateral tersebut dan dari batang utama (cauliflory). Nama model ini diberikan oleh Jean Masart yang telah
mendeskripsikan arsitekturnya pada spesimen Virola
surinamensis di Botanical Garden, Rio de Janeiro. Jenis yang memiliki model
arsitektur pohon ini dari famili Loganiaceae dan Staphyliaceae (Massart, 1923
dalam Halle et al. 1978). Contohnya
damar (Aghatis loranthifolia), randu
(Ceiba pentandra), keruing (Dipterocarpus), pala (Myristica fragans), eboni (Diospyros spp.), Aghatis dammara, dan Araucaria
calumnaris (Wiyono, 2009).
Model
Attims merupakan model arsitektur pohon dengan ciri-ciri batang bercabang,
poliaksial atau pohon dengan beberapa aksis yang berbeda. Aksis vegetatif tidak
ekuivalen dengan homogen, semuanya orthotropik. Percabangan monopodial dengan
perbungaan lateral (di ketiak) dan mempunyai batang pokok yang mengalami
pertumbuhan secara kontinyu. Jenis pohon yang memiliki model arsitektur ini dari
famili Moraceae, Rutaceae, dan Sapindaceae(1). Contoh model ini pada
bakau (Rhizophora spp.) dan ampupu (Eucalyptus globulus) (Wiyono, 2009).
Model
Scarrone merupakan model arsitektur pohon dengan ciri-ciri batang bercabang,
poliaksial atau pohon dengan beberapa aksis yang berbeda, dengan aksis
vegetatif yang tidak ekuivalen dengan bentuk homogen, semuanya orthotropik,
percabangan monopodial dengan perbungaan terminal (di ujung), terletak pada
bagian peri-peri tajuk, cabang simpodial nampak seperti modular, batang dengan
pertumbuhan tinggi ritmik. Jenis yang memiliki model arsitektur pohon seperti
ini adalah dari famili Lauraceae dan Saurauiaceae(1). Pohon yang
memiliki model ini adalah mangga (Mangifera
indica), pandan (Pandanus sp.),
jambu mete (Anacardium occidentale),
kedondong (Spondias pinnata), johar (Casia siamea), langar (Peltophorum pterocarpum) dan waru (Hibiscus tiliaceus) (Wiyono, 2009).
Gambar
2. Model Scarrone
Vegetasi
merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan karena memiliki peranan
yang sangat besar dalam menentukan besarnya aliran permukaan dan erosinya.
Peranan setiap jenis vegetasi berbeda-beda terhadap erosi. Erosi yang terjadi
di bawah vegetasi dengan tajuk yang rimbun memiliki tingkat erosi yang lebih
kecil dibandingkan dengan erosi yang terjadi di bawah vegetasi yang tajuknya
jarang. Demikian pula, erosi akan lebih kecil di bawah vegetasi yang memiliki
struktur tajuk berlapis-lapis dibandingkan dengan erosi yang terjadi di bawah
vegetasi yang memiliki struktur satu lapis atau monokultur.
Dalam
artikel ini telah dibahas 3 model arsitektur pohon yaitu Model Massart, Model
Attim, dan Model Scarrone. Ketiga model tersebut merupakan contoh model
arsitektur pohon yang memiliki pengaruh terhadap tingkat erosi tanah. Tingkat
erosi yang ditimbulkan dari ketiga model tersebut juga berbeda-beda, tergantung
pada morfologinya.
Pada
Model Massart sifat percabangan plagiotropik menyebabkan diameter tajuk lebar
sehingga luasan tajuknya luas. Percabangan yang plagiotripik dapat mendukung perkembangan
diameter cabang, sehingga diameter batangnya besar. Hal ini mengingat bahwa
cabang-cabang horizontal membutuhkan batang yang besar untuk mendukung
eksistensi pohonnya. Percabangannya yang plagiotropik menyebabkan kedalaman
tajuknya lebih dalam, hal ini karena semua cabang-cabang yang muncul dari
batang bergerak horisontal dan tersusun merata. Percabangan plagiotropik
menyebabkan tajuk hanya menahan air hujan untuk sementara. Air hujan yang
mengenai cabang-cabang horisontal akan langsung menuju tanah dan tidak ada yang
terbagi menjadi aliran batang, sehingga seluruhnya menjadi curahan tajuk. Hal
ini menyebabkan aliran batang yang besar. Curahan tajuk yang besar dan aliran batang
yang besar dapat menyebabkan erosi yang besar pula.
Pada
Model Attim sifat percabangan orthotropik (vertikal), sehingga tajuknya tidak
lebar. Percabangan model ini bergerak ke atas dan mengumpul di daerah puncak
pohon, sehingga kedalaman tajuknya tidak dalam. Percabangan yang orthotropik
akan meningkatkan aliran batang, karena cabang-cabangnya tumbuh secara vertikal
(condong ke atas), sehingga akan menampung air hujan kemudian mengalir ke tanah
lewat batang. Namun percabangan yang vertikal mampu menahan air hujan lebih
lama, sehingga tidak langsung jatuh mengenai tanah melainkan mengalir melewati
batang. Curahan tajuk yang kecil dan aliran batang yang besar dapat menimbulkan
erosi, namun tidak sebesar Model Massart.
Model
Scarrone memiliki sifat yang hampir sama dengan Model Attim. Model ini juga
memiliki percabangan yang orthotropik, sehingga tajuknya tidak lebar. Hal tersebut
menyebabkan aliran batang yang besar. Hal ini disebabkan oleh percabangan yang
orthotropik dapat menahan air hujan, sehingga tidak langsung jatuh mengenai
tanah melainkan mengalir melewati batang. Perbedaan Model Attim dan Model
Scarrone terdapat pada pertumbuhan batangnya. Model Attim pertumbuhan batangnya
kontinyu, sedangkan Model Scarrone pertumbuhan batangnya terbatas. Curahan
tajuk yang kecil dan aliran batang yang besar dapat menimbulkan erosi, erosi
yang ditimbulkan hampir sama seperti Model Attim namun tidak sebesar Model
Massart.
Menurut
penelitian Aththorick (2000), model arsitektur pohon berpegaruh nyata terhadap
erosi. Hal ini berarti model arsitektur pohon sangat berperan dalam menentukan
laju erosi pada tanah di bawahnya. Dari ketiga model arsitektur pohon diatas,
Model Massart menimbulkan erosi yang paling besar. Sedangkan Model Attim dan
Model Scarrone juga menimbulkan erosi, namun tidak sebesar erosi yang
ditimbulkan Model Massart. Dengan demikian, Model Attim dan Model Scarrone
merupakan model arsitektur yang baik digunakan untuk mendukung konservasi tanah
dan air.
Daftar Pustaka
Aththorick,
T. Alief. 2000. Pengaruh Arsitektur Pohon
Model Massart dan Rauh terhadap Aliran Batang, Curahan Tajuk, Aliran Permukaan
dan Erosi di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi. Thesis. Bogor: Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Halle,
F., R. A. A. Oldeman, dan P. B. Tomlinson. 1978. Tropical Trees and Forest,an Architecture Analysis. Berlin,
Heidelbeg, New York: Springer-Verlag.
Halle,
F dan R. A. A. Oldeman. 1975. An Essay on
The Architecture and Dynamics of Growth of Tropical Trees. Kuala Lumpur: University
Malaya.
Wiyono.
2009. Arsitektur Pohon. Yogyakarta:
Laboratorium Dendrologi Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Daftar Laman
(1)http://kammidaerahminahasa.blogspot.co.id/2010/05/diversitas-dan-model-arsitektur-pohon.html . Diakses pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 15.52 WIB.